Klub Sepak Bola

Berikut 8 Klub Sepak Bola yang Pernah Dikenakan Sanksi oleh UEFA

Dalam setiap kompetisi sepak bola yang diselenggarakannya, UEFA memiliki peraturan yang sangat ketat. Bila ada tim yang melanggar, organisasi ini tidak segan-segan untuk menjatuhkan sanksi pada pelakunya.

Ada berbagai pelanggaran yang mengakibatkan penerapan sanksi oleh UEFA. Contoh yang paling umum adalah pelanggaran regulasi FFP (Financial Fair Play) dan skandal pengaturan skor (match-fixing). Lalu, sanksi yang dikenakan kepada klub sepak bola pelanggar pun bermacam-macam, misalnya, didepak dari keikutsertaan dalam kompetisi atau dijatuhi denda.

Ingin tahu klub mana saja yang pernah mendapat sanksi dari UEFA? Berikut nama-nama dan penjelasannya!

Klub Sepak Bola

1. Juventus

Juventus dikeluarkan dari kompetisi Liga Konferensi Eropa musim depan karena kasus kekeliruan perhitungan keuangan. Juara Eropa ini juga mengalami pengurangan skor sebesar 10 poin di Serie A sehingga tidak diperbolehkan ikut serta dalam kualifikasi Liga Champions.

Pada Agustus 2024 mendatang, spot Juventus di babak playoff Liga Konferensi Eropa akan digantikan oleh Fiorentina. UEFA mengatakan bahwa Juventus juga harus membayar denda sebesar 10 juta euro karena melanggar peraturan FFP.

Meski pahit, Juventus memutuskan untuk tidak mengajukan banding atas keputusan tersebut. Klub ternama ini lebih memilih untuk fokus di lapangan ketimbang berkutat di pengadilan.

2. Paris Saint-Germain

Juara liga Prancis yang dimiliki oleh pengusaha Qatar, Paris Saint-Germain (PSG), memperoleh sanksi dari UEFA untuk membayar denda sebesar 10 juta euro. Setelah analisis tahun-tahun keuangan, dari 2018 hingga 2022, yang dilakukan oleh Club Financial Control Body UEFA, ditemukan bahwa PSG gagal memenuhi “persyaratan titik impas”. Inilah yang mengakibatkan penjatuhan denda untuk PSG.

3. Inter Milan

Klub sepak bola asal Italia, Inter Milan, menyetujui sanksi dari UEFA untuk membayar denda dan membatasi pemain baru yang boleh didaftarkan ke ajang Eropa. Denda tersebut mencapai 20 juta euro, yang pembayarannya berasal dari pendapatan yang mereka peroleh dari Liga Eropa musim 2015.

Jika biasanya boleh mendaftarkan 25 pemain, Inter Milan hanya bisa memakai 21 pemain dalam skuad mereka jika berhasil masuk kualifikasi kompetisi Eropa musim selanjutnya. Sebagai tambahan, klub ini menyetujui “untuk melaporkan defisit titik impas maksimum sebesar 30 juta euro untuk tahun finansial yang berakhir pada 2016 sekaligus tanpa defisit titik impas untuk tahun keuangan yang berakhir pada 2017.”

4. Olympique de Marseille

Sanksi klub sepak bola dari UEFA berikutnya jatuh kepada Olympique de Marseille. Marseille awalnya dilarang untuk bermain di ajang Eropa selanjutnya karena didakwa melanggar aturan UEFA di empat pertandingan Liga Eropa musim sebelumnya.

Mereka digugat karena menyebabkan kerusakan, mengganggu penonton, melempar benda, menyalakan kembang api, dan penundaan kick-off. Problem ini muncul ketika Marseille melawan RB Leipzig, Salzburg, dan Atletico Madrid.

Namun, setelah mengajukan banding, hukuman Marseille dikurangi menjadi larangan dua pertandingan di stadion, dengan penundaan pertandingan kedua selama dua tahun.

5. AC Milan

UEFA telah melarang juara Liga Champions sebanyak tujuh kali, AC Milan, untuk mengikuti Liga Eropa musim 2018–2019. Klub sepak bola ternama dari Italia tersebut ditemukan telah melanggar aturan FFP dan regulasi lisensi klub.

Rossoneri sempat mengajukan banding, tetapi ditolak pada Mei 2018. Milan dihukum karena kegagalan mereka untuk memenuhi aturan titik impas, yang mengharuskan klub menutup kerugian dan mencegah klub dari utang untuk mendanai kewajiban sehari-hari, seperti gaji atau biaya transfer pemain.

6. Besiktas

Klub asal Turki, Besiktas, harus menunda terwujudnya impian mereka untuk tampil di turnamen Liga Eropa selama satu musim. Alasannya? Klub ini mendapat sanksi dari UEFA karena diduga terlibat dalam skandal pengaturan skor.

Besiktas sempat mengajukan banding, tetapi ditolak oleh UEFA. Lalu, UEFA mengatakan, “akibatnya, Besiktas tak memenuhi syarat untuk ikut serta dalam Liga Eropa UEFA musim 2013–2014.”

7. Chelsea

Kemudian, ada Chelsea yang harus membayar denda sebesar 10 juta euro kepada UEFA akibat kesalahan informasi keuangan yang disetorkan antara 2012 dan 2019. Periode tersebut adalah masa ketika Chelsea masih dimiliki oleh oligarki Rusia, Roman Abramovich.

UEFA menyampaikan bahwa Todd Boehly, pemilik Chelsea saat ini, melaporkan soal “kemungkinan laporan keuangan yang tak lengkap saat klub berada di bawah naungan pemilik sebelumnya” pada Mei 2022. Klub sepak bola yang menjadi juara Liga Champions pada 2012 dan 2021 itu pun tidak masuk kualifikasi di ajang Eropa edisi mendatang.

8. Barcelona

Sanksi UEFA berikutnya dijatuhkan untuk FC Barcelona yang dikonfirmasi lewat pernyataan resmi. Pada musim 2022–2023, UEFA mengumumkan bahwa Barcelona telah didenda sebesar 500 ribu euro karena “salah melaporkan profit atas pengeluaran aset tidak berwujud (selain transfer pemain) pada tahun anggaran 2022, yang tidak relevan berdasarkan regulasi.”

Itulah sejumlah klub sepak bola yang memperoleh sanksi dari UEFA. Bagaimana menurutmu? Apakah sanksi yang diberikan sepadan? Atau kamu merasa ada ketidakadilan dalam sanksi yang diberikan?