Klub Ligue 1

Klub Ligue 1 Prancis yang Alami Krisis Keuangan dan Terancam Bangkrut

Popularitas klub Ligue 1 Prancis memang masih kalah kalau dibandingkan dengan klub di Liga Inggris, La Liga, maupun Serie A Italia. Meski begitu, deretan klub di Liga Prancis mempunyai reputasi sebagai klub pencetak pemain muda potensial. Hanya saja, saat ini kondisi keuangan yang buruk membuat beberapa klub di Liga Prancis kebingungan. 

Dalam beberapa tahun terakhir, keuangan Ligue 1 mengalami penurunan, dan kemudian berimbas secara langsung pada keuangan klub sepakbola di Prancis. Krisis keuangan ini pun berlaku cukup masif dan menimbulkan efek negatif pada beberapa klub Ligue 1 yang sebenarnya dikenal sebagai klub besar. 

Lalu, siapa saja klub Liga Prancis yang tengah mengalami krisis finansial di Liga Prancis? Ada tiga klub yang secara khusus mengalami gangguan keuangan yang cukup parah, yaitu: 

Klub Ligue 1

1. Girondins Bordeaux

Klub Ligue 1 pertama yang mengalami krisis keuangan parah adalah Girondins Bordeaux. Bordeaux merupakan salah satu klub besar di Liga Prancis. Prestasinya pun tak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai buktinya, Bordeaux merupakan klub yang telah meraih 6 gelar juara Ligue 1. 

Hanya saja, pencapaian klub di masa lalu tidak mampu menyelamatkan Bordeaux dari problem keuangan yang begitu parah. Krisis keuangan tersebut bermula ketika terjadi pandemi COVID-19. Situasinya diperparah saat King Street tak lagi memberikan dukungan finansial. 

Krisis keuangan klub sepak bola Bordeaux berdampak pada performa para pemain di lapangan. Pada musim 2021-2022, Bordeaux hanya mampu menempati peringkat buncit liga dan harus degradasi ke Ligue 2 pada musim 2022-2023. Meski telah mendapatkan pemilik baru, Bordeaux masih berjuang di Ligue 2 untuk bisa kembali ke Ligue 1. 

2. Olympique Lyon

Selain Bordeaux, krisis keuangan Ligue 1 juga berdampak pada klub raksasa lain, yakni Olympique Lyon. Lyon pernah disebut sebagai raja sepak bola Prancis dan meraih sebanyak 7 gelar juara liga. Namun, situasinya kini berubah. Dalam beberapa musim terakhir, Lyon harus menghadapi liga dengan kondisi compang-camping.  

Ditambah lagi, kondisi keuangan yang buruk membuat Lyon harus ditinggalkan beberapa pemain andalannya. Moussa Dembele, Houssem Aouar, serta Memphis Depay pergi dengan status free transfer. Selain itu, Lyon juga harus menjual Lucas Paqueta, Bradley Barcola, maupun Malo Gusto. 

Situasinya kian diperparah karena adanya pertikaian antara pemilik klub John Textor dengan pemilik Lyon terdahulu, Jean-Michel Aulas. Belum lagi, Lyon juga harus berhadapan dengan sanksi DNCG yang membatasi aktivitas transfer serta gaji para pemain

3. Marseille

Pandemi COVID-19 mempengaruhi kinerja keuangan klub Ligue 1 secara keseluruhan, termasuk Olympique Marseille. Gangguan kondisi keuangan membuat situasi klub goyah. Hal ini kemudian berdampak pada kepergian beberapa pemain andalan, seperti Morgan Sanson, Florian Thauvin, Boubacar Kamara, serta Cengiz Under.

Menariknya, situasi keuangan klub sepakbola yang buruk di Marseille ternyata tidak terlalu berdampak buruk pada performa di Ligue 1. Sebagai bukti, Marseille menjadi langganan posisi 5 besar di Liga 1 Prancis. 

Faktor Utama Penyebab Klub Prancis Mengalami Krisis Keuangan

Situasi keuangan klub Ligue 1 mengalami penurunan yang sangat drastis. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu utama dari buruknya situasi tersebut, di antaranya adalah: 

1. Pendapatan Sponsor dan Hak Siar yang Menurun

Faktor pertama yang menjadi pemicu adalah permasalahan sponsor dan hak siar yang merupakan imbas dihentikannya kompetisi secara prematur akibat COVID-19. Dampaknya, kerjasama terkait hak siar dengan Mediapro, kolaps Padahal, kerjasama tersebut memiliki nilai yang sangat fantastis, mencapai 3,25 miliar Euro. 

Di sisi lain, pendapatan dari hak siar tersebut memiliki porsi pemasukan yang sangat besar untuk setiap klub. Para klub Ligue 1 dan Ligue 2, mengalami kesulitan dalam menutupi biaya operasional. Bahkan, banyak di antara mereka harus secara terpaksa menerima pinjaman dari LFP. 

Di sisi lain, perhitungan hak siar Liga Prancis relatif rendah kalau dibandingkan dengan liga sepak bola Eropa lain. Padahal, tingkat persaingan di Liga Prancis tidak kalah kalau dibandingkan dengan Liga Eropa lainnya, seperti Bundesliga maupun Serie A Italia. 

2. Tingkat Persaingan Liga

Faktor selanjutnya yang berdampak pada krisis keuangan klub sepakbola di Ligue 1 adalah tingkat persaingan kompetisi. Dengan kondisi keuangan yang buruk, kompetisi dengan skema 20 klub tentunya sangat memberatkan. Klub harus siap mengeluarkan biaya operasional untuk menjalani liga secara penuh. 

Presiden Klub Marseille, Jacques-Henri Eyraud pernah mengatakan kalau Ligue 1 sudah bukan lagi kompetisi yang sustainable. Pengeluaran untuk biaya operasional dengan kompetisi sebanyak 20 klub, dianggapnya sangat memberatkan. Oleh karenanya, dia beranggapan harus ada pengurangan jumlah klub di Liga Prancis.

Kalau situasi krisis keuangan Ligue 1 terus berkepanjangan, tentunya akan berdampak buruk pada perkembangan sepak bola Eropa. Tidak akan ada lagi pemain bintang muda usia yang berasal dari Liga Prancis. Padahal, klub Ligue 1 terkenal dengan reputasinya dalam menghasilkan banyak pemain muda potensial.