Aturan Offside

Mengenal Sejarah Aturan Offside dan Perkembangannya

Melansir World Atlas, sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia dengan lebih dari 3,5 miliar penggemar. Banyaknya jumlah penggemar olahraga ini membuat setiap laga lokal maupun internasional berhasil mendominasi saluran TV. Dalam pertandingan, ada beberapa aturan yang selalu dipakai, di antaranya adalah offside. 

Aturan Offside

Apa Itu Offside dalam Sepak Bola?

Secara garis besar, offside adalah situasi di mana penyerang tim sepak bola mendahului pemain bertahan dari tim lawan saat umpan bola dioper oleh rekan sesama tim. Sederhananya, offside adalah situasi di mana pemain mendahului bola. Offside umumnya terjadi saat pemain penyerang lupa dengan posisinya karena terlalu fokus mengejar umpan bola.

Istilah offside tercantum dalam Laws of the Game yang secara resmi dipublikasikan oleh The International Football Association Board (IFAB). Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa offside tidak dikategorikan sebagai pelanggaran.

Bila dalam suatu laga sepak bola terjadi offside, hakim garis akan langsung mengangkat bendera. Ini sebagai indikator bahwa ada pemain yang berada dalam posisi offside. Kemudian wasit akan meminta pemain tim lawan melakukan tendangan bebas dari posisi di mana offside terjadi. 

Bagaimana Pemain Dinyatakan Offside dan Tidak Offside?

Melansir dari berbagai sumber mengenai aturan offside, pemain dapat dinyatakan offside bila:

  • Setiap bagian tubuh (kaki, kepala atau badan) berada di area tim lawan di mana batasnya adalah garis lurus tengah di lapangan. 
  • Tangan dan lengan pemain dan juga penjaga gawang tidak termasuk offside. Bagian atas tubuh yang bisa dianggap masuk ke dalam garis offside adalah bagian atas lengan yang sejajar dengan bawah ketiak.
  • Setiap bagian dari badan, kepala atau kaki pemain berada di posisi yang mendahului pemain bertahan dari tim lawan.

Sementara dalam aturan bola, pemain dinyatakan tidak mengalami offside bila:

  • Pemain dalam posisi sejajar dengan pemain terakhir kedua dari tim lawan.
  • Pemain berada di area offside sendiri.
  • Pemain berada di posisi offside namun memutuskan untuk tidak bergerak sama sekali. 
  • Pemain rekan satu tim merespons datangnya bola dan berada di posisi yang tidak offside.

Sejarah Perkembangan Offside dalam Sepak Bola

Pada umumnya, peraturan offside cukup mudah untuk dipahami. Namun, beberapa dari kamu mungkin penasaran apa sih sebenarnya tujuan dari diberlakukannya offside. Aturan offside pertama kali dicantumkan dalam peraturan pokok sepak bola pada 1863 di Freemasons’ Tavern. 

Saat itu sedang diadakan perkumpulan klub untuk merumuskan sejumlah aturan dalam sepak bola, salah satunya offside. Aturan ini dirasa perlu dibuat mengingat banyak pemain yang pada saat itu malas menggiring umpan. Mereka cenderung lebih suka menunggu datangnya bola di area gawang.

Semenjak pertama kali dibuat pada lebih dari dua abad yang lalu, peraturan mengenai offside mengalami revisi hingga beberapa kali. Berikut penjelasannya:

  • Revisi 1 (1925): Aturan mengenai offside mengalami perubahan pertama pada 1925. Lalu perubahan kedua pada 1990 dan berlaku hingga sekarang. Pada aturan awal, hanya tiga pemain dari tim A yang berada di depan satu pemain penyerang dari tim B yang tidak dianggap offside.
  • Revisi 2 (1990): Kemudian pada 1990, ada revisi aturan di mana offside hanya berlaku bagi pemain yang berada di depan satu pemain lawan. 
  • Revisi 3 (1995): Revisi kembali terjadi pada tahun 1995 atas anjuran FIFA dan IFAB. Perubahan kala itu dibuat dengan tujuan untuk melonggarkan aturan bola secara keseluruhan. Salah satunya adalah pemain tidak dinyatakan offside bila tidak ikut memperebutkan bola.

Dalam aturan yang terbaru, pemain dinyatakan mengalami offside bila berada lebih dekat dengan area gawang dibanding dua pemain lawan dan umpan bola. Sementara pemain tidak dikatakan offside bila berada di posisi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

VAR untuk Menentukan Offside

Meski aturannya sudah jelas, offside masih menjadi kontroversi hingga sekarang. Terlebih banyak hakim garis  kerap mengambil keputusan yang dianggap keliru atau tidak adil. Melihat banyaknya kasus-kasus serupa, IFAB memutuskan untuk meluncurkan inovasi teknologi bernama Video Assistant Referee (VAR) pada 2016.

Fungsi dari VAR adalah untuk menilai keputusan hakim garis dalam menentukan offside. Meskipun sudah dianggap offside oleh hakim garis, rekaman video VAR dapat dilihat kembali untuk mengetahui apakah keputusan tersebut sudah tepat atau belum. Uji coba VAR dilakukan pada 2016 dalam laga Major League Soccer di Amerika Serikat.

VAR kemudian diperkenalkan dalam laga persahabatan antara tim nasional Italia dan Prancis. Lalu pada April 2017, teknologi VAR diterapkan untuk pertama kalinya dalam di Australia dalam liga A-League. Hingga kini, VAR masih menjadi bagian penting dalam pertandingan sepak bola pada liga-liga besar, seperti liga Eropa dan Liga Champions.

Itu tadi ulasan singkat mengenai offside, salah satu aturan penting dalam sepak bola. Offside sudah ada dalam sepak bola modern sejak dua abad yang lalu. Meski bukan termasuk pelanggaran, penentuan offside masih kerap menjadi kontroversi dalam pertandingan. Namun kini sudah bisa ditekan berkat adanya teknologi VAR.