Stadion UEFA

Peningkatan Infrastruktur dan Stadion dalam Kompetisi UEFA

Di Eropa, Liga Champions merupakan salah satu ajang yang diselenggarakan oleh UEFA untuk menentukan klub terbaik di Eropa. Sesuai tujuannya, ajang ini diselenggarakan sebagai uji kemampuan klub-klub bola di benua tersebut yang memang dikenal dengan kemampuan menggocek bola mumpuni.

Sebagai ajang bergengsi, Liga Champions UEFA tentu butuh sarana prasarana memadai untuk mengakomodasi kebutuhan pemain. Salah satunya, stadion. Pada sebuah pertandingan bola, keberadaan stadion merupakan kunci. Tanpa stadion yang memadai, performa pemain bisa saja menurun atau bahkan mengecewakan.

Lalu, bagaimana stadion UEFA yang sesuai standar serta upaya peningkatan infrastruktur yang telah dilakukan klub peserta untuk memenuhi standar tersebut? Berikut ulasan lengkapnya.

Stadion UEFA

Standar Stadion Menurut UEFA

Sebagai asosiasi sepak bola utama di Eropa, standarisasi stadion bola UEFA tidak jauh berbeda dengan yang ditetapkan oleh FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional). Secara umum, standar stadion menurut FIFA terdiri dari luas lapangan, teknik pencahayaan, fasilitas, letak tribun penonton, rumput, dan beberapa hal lain yang mendukung keberadaan sebuah stadion.

Untuk ukuran stadion, baik FIFA dan UEFA sepakat bahwa ukuran lapangan bola di sebuah stadion setidaknya memiliki panjang 100 hingga 110 meter dengan lebar sekitar 64 hingga 75 meter. Ukuran ini merupakan standarisasi untuk lapangan yang digunakan kompetisi internasional.

Mengingat UEFA kerap menyelenggarakan ajang internasional, kebanyakan klub di benua ini telah memiliki stadion dengan ukuran lapangan sesuai standar FIFA berkat investor dan sumber dana lain. Meskipun begitu, UEFA juga punya standarisasi lain untuk ukuran lapangan yang hanya digunakan pada pertandingan antar klub atau domestik.

Adapun ukuran tersebut adalah, 105 x 68 meter. Menurut standarisasi FIFA, lebar dan panjang yang ditetapkan sesuai dengan kualitas permainan yang diharapkan dan keleluasaan gerak pemain. Ukuran ini juga menjadi dasar keamanan agar pemain tidak mudah cedera karena terantuk oleh fasilitas lain atau sesama pemain.

Selain ukuran lapangan sepak bola, UEFA juga menetapkan standar penerangan untuk stadion yang bisa digunakan bertanding di kompetisi internasional. Adapun standar minimal pencahayaan di stadion adalah sekitar 2.400 lux. Dengan standar tersebut, stadion diharapkan cukup mumpuni ketika digunakan untuk bertanding meskipun saat malam hari. 

Sebagaimana lapangan sepak bolanya, standar penerangan ini juga merujuk pada standarisasi yang ditetapkan oleh FIFA. Hal ini karena, UEFA dan FIFA punya pandangan yang sama soal kualitas yang diharapkan dari sebuah stadion. Mengingat UEFA punya standar setara dengan FIFA jangan heran apabila negara-negara di Eropa punya banyak sekali stadion berstandar internasional.

Terutama stadion UEFA atau stadion yang kerap digunakan untuk menyelenggarakan kompetisi internasional besutan asosiasi sepak bola terbesar di Eropa tersebut. Diakui atau tidak, fasilitas yang baik tidak akan terwujud tanpa adanya manajemen yang memadai.

Manajemen Stadion yang Baik

Manajemen pengelolaan stadion yang baik bukan hanya tentang penyedian sarana prasarana, tetapi juga perawatan serta pengelolaannya. Meskipun fungsi utama stadion adalah tempat untuk menyelenggarakan pertandingan olahraga, namun ada banyak sekali hal yang dapat membantu mewujudkan fungsi tersebut dengan baik.

Salah satunya adalah ketersediaan dana yang memadai. Dengan dana yang cukup, fasilitas pada sebuah stadion tidak hanya bisa disesuaikan dengan standar yang ada tetapi juga dikelola dengan baik. Hal ini tentu saja juga dapat meminimalisasi potensi kerusakan yang membuat stadion tidak lagi sesuai standar.

Dalam menjaga stabilitas keuangan sebuah stadion, pengelola tentu butuh beberapa faktor. Faktor ini pula yang kerap digunakan UEFA dalam meningkatkan kualitas stadion sesuai standarisasi mereka. Pertama, adalah tradisi. Sebelum membangun sebuah stadion, pastikan lokasinya berada di sebuah tempat yang masyarakatnya memang benar-benar menggemari bola.

Inilah mengapa stadion biasanya dibangun di wilayah dengan fans bola fanatik dan klub yang berprestasi. Stadion tersebut juga biasanya dijadikan home ground jika ada pertandingan antar klub diselenggarakan. Kedua, momentum. Apakah stadion benar-benar digunakan untuk pertandingan olahraga dan apakah hasilnya sesuai harapan?

Diakui atau tidak, prestasi yang diberikan oleh sebuah klub pada sebuah pertandingan menjadi salah satu alasan mengapa orang mau datang dan melihat langsung pertandingan tersebut. Ketiga, waktu diselenggarakannya pertandingan. Jika sesuai, bukan tidak mungkin penonton yang datang ke stadion akan sesuai harapan.

Diakui atau tidak, ketiga faktor tersebut punya pengaruh pada pendapatan sebuah stadion. Dengan pendapatan memadai, pengelolaan stadion akan lebih mudah sehingga kualitasnya senantiasa terjaga. Bisa dibilang, hal inilah yang kerap dilakukan oleh pengelola stadion di negara-negara maju, termasuk pengelola stadion UEFA di Eropa.

Upaya Peningkatan Kualitas Stadion yang Bisa Dilakukan

Untuk mewujudkan stadion yang sesuai dengan standar UEFA ataupun dunia, ada banyak upaya yang bisa dilakukan negara-negara di Eropa. Di antaranya:

  1. Meningkatkan kualitas manajemen dan pengelolaan
  2. Meningkatkan intensitas penyelenggaraan pertandingan olahraga
  3. Menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung yang tidak dimiliki semua stadion, seperti tempat beribadah, nursery room, gym, ataupun klinik

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi stadion sebagai infrastruktur pendukung sebuah kompetisi cukup besar. Inilah mengapa stadion UEFA dapat perhatian cukup besar. Hal serupa juga sebaiknya dilakukan federasi sepak bola negara lain, terutama negara yang ingin potensi olahraga di negara mereka lebih baik lagi dan bisa digunakan untuk kompetisi internasional.