Presiden UEFA

Michel Platini, si Mantan Legenda yang Pernah Jadi Presiden UEFA

Michel Platini mungkin salah satu figur dunia sepak bola paling ternama sekaligus kontroversial. Reputasinya sebagai mantan pemain andal serta presiden UEFA makin tersebar di kalangan luas setelah dirinya sempat terseret skandal suap yang melibatkan FIFA. Siapa sebenarnya Platini dan bagaimana lika-liku kariernya yang unik?

Presiden UEFA

Sejarah Platini sebagai Pemain

Jauh sebelum menjabat sebagai presiden UEFA, Platini ternyata merupakan legenda sepak bola Eropa. Lahir di Prancis dari keluarga imigran Italia, Platini mulai bermain sepak bola secara profesional sejak usia 16 tahun, tepatnya di kejuaraan Coupe Gambardella.

Platini sempat berkali-kali melewatkan kesempatan untuk bergabung dengan klub profesional karena masalah kesehatan. Dia sempat divonis tidak akan bisa lagi bermain bola karena masalah pernapasan serta jantung. Akan tetapi, Platini akhirnya sukses bergabung dengan tim AS Nancy Lorraine, dan mengesankan anggota timnya lewat skor hat-trick di pertandingan perdananya.

Setelah sempat bermain di Saint-Etienne dengan prestasi yang cenderung sedang-sedang saja, Platini akhirnya menorehkan kesuksesan saat bergabung dengan Juventus pada tahun 1982. Prestasinya datang dari kemenangan di pertandingan Serie A, Piala Super Eropa, hingga Piala Eropa. Juventus menjadi timnya yang terakhir sebelum Platini memutuskan pensiun pada tahun 1987.

Sebagai atlet, Platini terkenal dengan kemampuannya mengoper bola serta membuat gol penalti maupun tendangan bebas. Dia memiliki reputasi sebagai pemain gelandang yang cukup ganas tetapi juga gesit serta mempunyai kemampuan analisis yang bagus.

Daftar Prestasi Platini

Selama kariernya, Platini menorehkan banyak prestasi dan meraih berbagai penghargaan bergengsi. Dia bahkan dijuluki anak ajaib dunia sepak bola, lengkap dengan panggilan Le Roi (“sang raja”) karena jumlah skor gol serta jiwa kepemimpinannya. Di antara pemain timnas Prancis, namanya sejajar dengan Thierry Henry, pemain legendaris Prancis.

Platini ternyata sukses memenangkan penghargaan bergengsi dunia sepak bola, Ballon d’Or, selama tiga tahun berturut-turut dari 1983 hingga 1985. Pada tahun 2000, FIFA menambahkan namanya ke dalam 10 besar daftar Player of the Century.

Akan tetapi, salah satu penghargaan terbesar yang pernah diperolehnya ada di luar dunia sepak bola. Karena sumbangsihnya dalam dunia sepak bola, pemerintah Prancis memberinya gelar Chevalier (“Ksatria”) dalam Legiun Kehormatan.

Karier Platini di UEFA

Sebelum menjadi presiden UEFA, Platini sempat berkarier sebagai pelatih tim nasional Prancis. Dia mulai melatih pada tahun 1988 dengan tujuan membawa timnas Prancis ke ajang Kejuaraan Eropa 1992 di Swedia. Platini berhasil membawa timnya meraih kemenangan sebanyak 19 kali berturut-turut.

Kecerdasan, pengalaman, dan kemampuan analisisnya membuat Platini bisa dengan mudah berganti karier ke area administratif. Dia menjadi salah satu anggota komite perkembangan di UEFA dari tahun 1988 hingga 1990. Posisi ini kemudian menjadi pijakan awal perkembangan kariernya di UEFA, hingga dia sukses menjadi ketua Komite Teknis dan Pengembangan FIFA pada tahun 2006.

Prestasi karier tertingginya tentu saja adalah jabatan sebagai presiden UEFA. Platini mencalonkan diri sebagai calon pada tahun 2006 dan sukses menyingkirkan rivalnya, Lennart Johansson, dalam pemilihan presiden UEFA tahun 2007. Dalam kampanyenya, Platini mengusung solidaritas global serta mendukung ide memasukkan beberapa pemain asing untuk memperkuat sebuah tim.

Kontroversi Karier Platini 

Segera setelah mengumumkan bahwa dirinya akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden UEFA tahun 2016, Platini tersandung kontroversi. Dia dituduh menerima suap sebesar dua juta Dolar dari presiden FIFA Sepp Blatter. Hal ini kabarnya karena Blatter ingin mendapat dukungan signifikan dalam proses pemilihan presiden FIFA. Keduanya pun ditempatkan di bawah penyelidikan oleh komite independent FIFA pada bulan September 2015.

Pada tanggal 8 Oktober 2015, Platini diskors dari berbagai kegiatan terkait sepak bola hingga 6 Januari 2016. Akan tetapi, Platini dan Blatter kemudian sama-sama dinyatakan bersalah karena melanggar kode etik dan akhirnya dilarang berpartisipasi dalam dunia olahraga hingga tahun 2023. 

Apakah tuduhan korupsi merupakan satu-satunya skandal Platini? Ternyata tidak! Namanya sempat terkait dengan skandal sepak bola Yunani 2015, di mana liga top negara tersebut diduga terlibat berbagai kegiatan kriminal seperti penyuapan, pemerasan, dan pemalsuan skor. Setahun setelahnya, nama Michel Platini terungkap dalam daftar Panama Papers, yaitu bocoran dokumen yang berisi daftar orang-orang terkenal dengan rekening di luar negeri.

Walau pada akhirnya bebas dari tuduhan korupsi dan pencucian uang, kontroversi karier Platini sedikit banyak mempengaruhi reputasinya. Akan tetapi, ini bukan berarti Platini hanya meninggalkan jejak negatif. Jika kamu berkunjung ke Cyprus, kamu bisa melihat Museum Platini yang berisi jejak karier Platini serta semua prestasinya, baik sebagai presiden UEFA maupun pemain berprestasi.

Michel Platini mungkin salah satu tokoh dunia sepak bola paling kontroversial dan “berwarna-warni”. Akan tetapi, lepas dari skandal yang terjadi selama dia menjadi presiden UEFA, Platini tetaplah sosok yang banyak berkontribusi pada dunia sepak bola Eropa serta menorehkan banyak prestasi.