UEFA

Mengenal 5 Presiden UEFA: Kebijakan dan Aksinya Semasa Menjabat

UEFA merupakan asosiasi yang mengelola olahraga sepak bola, sepak bola pantai, dan futsal di wilayah Eropa, sejumlah negara Asia, serta negara lintas benua. Uni Sepak Bola Eropa menaungi banyak kompetisi besar, mulai dari Liga Negara, Liga Eropa, Liga Konferensi Eropa, Liga Champions, Piala Super, hingga Kejuaraan Eropa.

Di balik asosiasi yang telah berdiri sejak 1954 ini, ada sosok-sosok berpengaruh yang menjabat sebagai presiden organisasi. Sebanyak sembilan presiden pernah memimpin Uni Sepak Bola Eropa. Namun, dalam artikel kali ini, kami hanya akan membahas lima di antaranya. Siapa saja? Berikut nama-nama beserta kebijakan dan tindakan mereka selama menjabat!

UEFA

1. Gustav Wiederkehr

Gustav Wiederkehr diangkat menjadi presiden kedua UEFA, meneruskan Ebbe Schwartz, dalam Ordinary UEFA Congress ke-6 pada 17 April 1962 di Sofia, Bulgaria. Lahir pada 2 Oktober 1905, Wiederkehr mengambil posisi presiden saat organisasi tengah menghadapi masa kritis.

Kala itu, persepakbolaan Eropa sedang berada di fase pembangunan dan ekspansi besar-besar-besaran. Penyebabnya adalah kompetisi klub Eropa yang baru dibuat, sekaligus perkembangan televisi dan transportasi di seluruh Eropa.

Wiederkehr membantu mengukuhkan dan membangun posisi Eropa dalam persepakbolaan internasional. Ia merupakan pebisnis yang inovatif dan negosiator yang cerdas selama menjabat sebagai presiden organisasi. Wiederkehr memimpin Uni Sepak Bola Eropa selama 10 tahun sampai kematiannya yang mendadak di musim panas 1972.

2. Artemio Franchi

Artemio Franchi menjabat sebagai presiden UEFA selama 10 tahun, sejak diangkat pada Maret 1973 dalam UEFA Extraordinary Congress di Roma. Franchi awalnya menjadi anggota komite Uni Sepak Bola Eropa pada 1962 dan wakil presiden organisasi tersebut pada 1968. Kemudian, ia menggantikan posisi presiden sebelumnya, Gustav Wiederkehr, yang meninggal setahun sebelumnya.

Selama menjadi presiden, Franchi memberikan kontribusi yang besar untuk modernisasi kompetisi UEFA, mengusulkan penambahan jumlah tim babak final untuk Kejuaraan Eropa di Italia menjadi delapan, dan mengawasi masa-masa awal Piala UEFA. Ia juga berusaha keras untuk mengurangi kekerasan dalam permainan, benar-benar memahami kekuatan sepak bola sebagai fenomena sosial.

Franchi adalah sosok yang menghargai kontak antarmanusia. Saat ia meninggal karena kecelakaan tragis di Toskana pada Agustus 1983, banyak orang dalam persepakbolaan Eropa yang berduka. Sebagai penghormatan, namanya diabadikan sebagai nama stadion di Siena dan Firenze.

3. Lennart Johansson

Lennart Johansson adalah pria asal Swedia yang menjadi presiden kelima UEFA selama 17 tahun. Terlahir di Bromma pada 5 November 1929, ia diangkat sebagai presiden asosiasi pada 1990 dalam Malta Congress UEFA, lalu menjabat hingga Januari 2007.

Selama menjadi presiden, wajah sepak bola Eropa berubah secara drastis, baik dalam hal olahraga maupun komersial. Uni Sepak Bola Eropa tadinya hanyalah sebuah badan administratif di pinggiran ibu kota Swiss, Berne. Namun, Johansson berhasil mengubahnya menjadi perusahaan bisnis dinamis yang berbasis di House of European Football di Nyon, tepatnya di tepi Danau Jenewa di bagian barat Swiss.

Saat Johansson memimpin, Liga Champions diluncurkan pada awal 1990-an dan menjadi kompetisi klub paling prestisius di dunia. Timnas sepak bola pun berkembang pesat, dengan hadirnya Kejuaraan Eropa sebagai salah satu acara olahraga paling populer di dunia selain Olimpiade dan Piala Dunia FIFA.

Johansson diberi gelar sebagai Presiden Kehormatan UEFA oleh penerusnya, Michel Platini, dalam kongres organisasi yang diadakan pada Januari 2007 di Dusseldorf. Pada 4 Juni 2019, ia meninggal di usia 89 tahun.

4. Michel Platini

Sebelum menjadi presiden Uni Sepak Bola Eropa, Michel Platini dikenal sebagai pemain sepak bola legendaris. Setelah pensiun sebagai pemain, ia menjalani karier sebagai pelatih dan berlanjut sebagai administrator sepak bola di FIFA maupun UEFA.

Platini diangkat menjadi presiden asosiasi keenam pada 26 Januari 2007 dalam UEFA Ordinary Congress di Dusseldorf. Ia sempat terpilih kembali sebanyak dua kali, yakni pada 2011 dan 2015.

Selama memegang jabatan, Platini mengeluarkan peraturan FFP (Financial Fair Play) yang bertujuan untuk menyeimbangkan manajemen keuangan klub. Ia juga melawan pengaturan skor (match-fixing), kekerasan di stadion, dan rasisme selama menjadi presiden.

5. Aleksander Ceferin

Aleksander Ceferin merupakan presiden Uni Sepak Bola Eropa sejak 2016 hingga 2027. Selama menjabat, ia melakukan banyak pencapaian. Mulai dari pembuatan strategi jangka panjang bernama “Together for the Future of Football”, menghadapi pandemi global, mentransformasi sepak bola wanita, mengevolusi aturan FFP, mengubah format kompetisi, hingga memperkuat kerja sama di seluruh Eropa.

Itulah 5 sosok pengisi kursi presiden UEFA beserta kebijakan dan tindakan mereka selama menjabat. Masing-masing memiliki banyak prestasi, tetapi mereka juga mempunyai atau terlibat dalam sejumlah kontroversi. Menurutmu, mana presiden Uni Sepak Bola Eropa yang paling berkesan?

Ikuti terus perkembangan dunia sepak bola di UPTHEPOSH! Di sini, bukan cuma info-info terkini seputar Uni Sepak Bola Eropa dan turnamen-turnamennya, kamu juga akan mendapatkan pembaruan seputar liga-liga domestik, seperti Bundesliga, Ligue 1, Serie A, Premier League, dan La Liga. Semoga bermanfaat!