Teknologi VAR

Kenalan dengan Teknologi VAR, Sudah Lama Dipakai Bundesliga

Teknologi digital telah jadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia selama nyaris dua dekade terakhir. Penggunaannya pun makin meluas, termasuk dalam bidang olahraga. Dalam sepakbola, salah satu penerapan teknologi digital yang paling lazim digunakan dan memberi dampak signifikan adalah teknologi VAR.

Penggunaan inovasi VAR dalam sepakbola mulai ramai diperkenalkan pada 2018 saat Piala Dunia berlangsung di Rusia. Sejak saat itu, liga sepakbola pun mulai mengadopsi pula implementasi VAR termasuk Bundesliga.

Teknologi VAR

Apa Itu VAR?

Virtual Assistant Referee alias VAR adalah teknologi yang digunakan untuk membantu wasit dalam melakukan pengambilan keputusan dalam jalannya pertandingan sepakbola. Tujuannya adalah memastikan bahwa keputusan yang diambil lebih akurat karena tangkapan video dapat memberi pandangan tambahan mengenai detail yang barangkali luput dari pandangan langsung wasit.

Konsep teknologi sepakbola ini sebetulnya sudah ada sejak lebih dari satu dekade lalu, tepatnya pada sekitar 2010. Hanya saja implementasinya memang baru terjadi beberapa tahun kemudian. Adapun uji coba teknologi VAR pertama secara resmi adalah saat pertandingan antara Italia dan Prancis pada 2016 silam.

FIFA dan IFAB adalah pihak yang mengembangkan VAR. Lewat inovasi ini diharapkan wasit dapat membuat keputusan sulit yang lebih adil atas kejadian-kejadian yang terjadi, seperti gol, offside, kartu merah, dan sebagainya yang kerap menuai kontroversi. Wasit bahkan dapat membatalkan keputusannya apabila ternyata hasil tayangan ulang VAR menunjukkan keadaan yang berbeda dari dasar keputusan yang diambil sebelumnya.

Bagaimana Cara Kerja VAR?

Pertandingan yang menggunakan dukungan VAR memerlukan tim VAR yang berisi 3 orang, yakni Video Assistant Referee (VAR), Assistant CAR (AVAR), dan Replay Operator (RO). Mereka berada di satu ruangan pusat operasi video dan hanya pihak berwenang yang memiliki akses berada dalam ruangan ini maupun berkomunikasi dengan VAR, AVAR, maupun RO selama pertandingan.

Di sisi lain, layar VAR harus berada di lokasi yang ditandai dengan jelas dan terlihat di luar bidang permainan. Selain itu pertandingan juga harus dilengkapi dengan minimal satu Refereee Review Area RRA). Tidak boleh ada yang memasuki RRA tersebut, termasuk pemain atau pemain pengganti sekalipun.

Lantas, bagaimana prosedur penggunaan VAR?

Saat terjadi kejadian, wasit lapangan akan mengambil keputusan seperti biasa. Namun jika merasa tidak yakin atau ada kesalahan dalam keputusan tersebut, wasit lapangan dapat meminta bantuan VAR. 

Tim VAR yang berada di ruangan khusus pun akan menyaksikan ulang rekaman video pertandingan. Mereka akan melakukan evaluasi situasi yang dirasa meragukan. Jika ternyata keputusan wasit diragukan berdasarkan kejadian yang terjadi, tim VAR memberi saran pada wasit lapangan.

Wasit lapangan pun dapat menyaksikan rekaman video yang dimaksud di samping lapangan sebagai bentuk peninjauan ulang. Setelah itu, wasit lapangan dapat memutuskan untuk mengubah atau tetap pada keputusan yang sudah diambil.

Manfaat Penggunaan VAR

Seperti yang disebutkan sebelumnya, manfaat teknologi VAR pada sepakbola adalah untuk membantu wasit dalam membuat keputusan yang tepat dan adil. Hal ini karena tak dapat dimungkiri, ada kalanya keputusan dalam pertandingan kurang tepat lantaran keterbatasan pengamatan oleh wasit lapangan.

Lebih jauh, manfaat penggunaan VAR juga untuk mendukung objektivitas dan integritas pertandingan. Pendukung tim dan penonton pun akan merasa lebih tenang dan nyaman dengan keputusan yang terjadi dalam pertandingan sehingga meningkatkan pengalaman mereka dalam menyaksikan dan mendukung pertandingan tim favorit. 

Penerapan VAR di Bundesliga

Bundesliga adalah salah satu liga yang sudah menerapkan teknologi VAR cukup lama, tepatnya sejak musim 2017/2018. Hingga saat ini, VAR membantu para ofisial membuat keputusan-keputusan yang tepat dan adil.

Adapun VAR pertama kali diterapkan di Bundesliga saat pertandingan Bayern Munchen melawan Bayer Leverkusen dan berhasil meraih kemenangan 3-1. Dalam pertandingan tersebut VAR dipakai sebanyak 12 kali dan membantu wasit menemukan pelanggaran Charles Aranguiz terhadap Robert Lewandowski. Penemuan pelanggaran ini pun berbuah penalti kepada Bayern Munchen.

Meski VAR sebetulnya memiliki peran yang cukup membantu, nyatanya penggunaan teknologi sepakbola ini pernah diprotes keras oleh penggemar Bundesliga. Pada 2017 lalu, para suporter divisi sepakbola teratas Jerman tersebut melontarkan gelombang protes bahkan dari pihak klub-klub yang berlaga.

Keberatan ini didasari beberapa hal, seperti pihak yang berkepentingan dianggap tak kredibel dalam menjalankan tugas memantau pertandingan bahkan mengambil porsi terlalu besar dalam pengambilan keputusan. Padahal sesungguhnya, VAR sama sekali tidak dapat memberi keputusan apa pun. VAR hanya membantu wasit untuk melakukan peninjauan ulang jika diperlukan dan keputusan akhir tetap berada di tangan wasit.

Pada akhirnya, teknologi VAR tetap digunakan di pertandingan sepakbola dan bahkan makin banyak liga yang memanfaatkannya. Tak cuma di negara-negara Eropa, berbagai liga domestik di Asia Tenggara pun sudah mengimplementasikan pula VAR, seperti Thailand, Singapura, Vietnam, dan Malaysia.